MAKALAH
MENELADANI
PERJUANGAN DAKWAH RASULULLAH SAW. DI MADINAH
Mata
Kuliah
Materi
PAI TK SMP
Di Susun Oleh
Nama : Moh. Saldi
Fakultas : Tarbiyah
Jurusan : PAI (8)kk
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI PALU
PRODI.
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
TAHUN
AKADEMIK 2017/2018
KATA PENGANTAR
Asaalamualaikum warahmatulahi wabarakatu
Puji syukur
kehadirat Allah Swt
atas rahmat dan
karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan makala ini dengan cara dikemas dan disajikan dengan format
dan pengetahuan yang
penuh manfaat, makala
ini berjudul “MENELADANI
PERJUANGAN DAKWAH RASULULLAH SAW. DI MADINAH” adapun maksud
dan tujuan makala
ini ialah untuk memenuhi sala satu
tugas mata kuliah.
selain
itu penulis berharap
semoga makala ini
bisa bermanfaat untuk
pembacanya.
Wasalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
........................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... .... ii
POKOK PEMBAHASAN.................................................................................. .... iii
BAB I : PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A. Latar belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ................................................................................................. 1
C. Tujuan penulisan .................................................................................................. 1
BAB
II : PEMBAHASAN...................................................................................... 2
A.
memahami Hijrah, Titik Awal Dakwah
Rasulullah saw. di Madinah................... 2
B.
Substansi Dakwah Nabi di Madinah................................................................ .... 7
C.
Strategi Dakwah Nabi saw. di Madinah...............................................................
BAB III
: PENUTUP.......................................................................................... 12
A. Kesimpulan .................................................................................................... 12
B. Saran .............................................................................................................. 12
DAFTAR
PUSTAKA ........................................................................................ .... 13
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Meneladani jejak para Rasul Allah
Swt. Adalah salasatu ajaran islam, terutamanaya ajaran Rasulullah Saw.
dalam makalah ini membahas tentang
meneladani perjuangan dakwah Rasulullah Saw. Pada saat hijrah kekota madinah, malai
sampai di kota madinah, perang, dan perjanjian.
Dalam peperangan, dan perjanjian
banyak sekali cobaan yang dihadapi Rasulullah Saw. yang kita bisa ambil hikmahnya
dan mengamalkan dalam kehidupan kita.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana
Hijrah, Titik Awal Dakwah Rasulullah saw. di Madinah ?
2. Apasaja
Substansi Dakwah Nabi di Madinah ?
3. Bagaimana
Strategi Dakwah Nabi saw. di Madinah ?
C. Tujuan
1. Mangatahui
dan memahami Hijrah, Titik Awal Dakwah Rasulullah saw. di Madinah ?
2. Mengetahui
dan memahami Substansi Dakwah Nabi di Madinah ?
3. mengetahui
dan memahami Strategi Dakwah Nabi saw. di Madinah ?
BAB
II
PEMBASAN
MENELADANI
PERJUANGAN DAKWAH RASULULLAH SAW. DI MADINAH
A. Hijrah, Titik Awal Dakwah
Rasulullah saw. di Madinah
Beberapa faktor yang mendorong
Rasulullah saw. hijrah ke Madinah antara lain sebagai berikut.
1. Pada
tahun 621 M, telah datang 13 orang penduduk Madinah menemui Rasulullah saw. di
Bukit Aqaba. Mereka berikrar memeluk agama Islam.
2. Pada
tahun berikutnya, 622 M datang lagi sebanyak 73 orang dari Madinah ke Mekah
yang terdiri atas suku Aus dan Khazraj yang pada awalnya mereka datang untuk
melakukan ibadah haji, tetapi kemudian menjumpai Rasulullah saw. dan mengajak
beliau agar hijrah ke Madinah. Mereka berjanji akan membela dan mempertahankan
Rasulullah saw. dan pengikutnya serta melindungi keluarganya sepert mereka
melindungi anak dan istri mereka.
Faktor lain yang mendorong
Rasulullah saw. untuk hijrah dari Kota Mekah adalah pemboikotan yang dilakukan
oleh kafr Quraisy kepada Rasulullah saw. dan para pengikutnya (Bani Hasyim dan
Bani Mu¯allib). Pemboikotan yang dilakukan oleh para kafir Quraisy mencakup
hal-hal berikut.
a. Melarang
setiap perdagangan dan bisnis dengan pendukung Nabi Muhammad saw.
b. Tidak
seorang pun berhak mengadakan ikatan perkawinan dengan orang muslim.
c. Melarang
keras bergaul dengan kaum muslim.
B. Substansi Dakwah Nabi di Madinah
1.
Membina
Persaudaraan antara Kaum Anśar dan Kaum Muhajirin
Kehadiran
Rasulullah saw. dan Kaum Muhajirin (sebutan bagi pengikut Rasulullah saw. yang
hijrah dari Mekah ke Madinah) mendapat sambutan hangat dari penduduk Madinah
(Kaum Anśar). Mereka memperlakukan Nabi Muhammad saw. dan para Muhajirin seperti
saudara mereka sendiri.
Sejak
itulah, Kota Yastrib digant namanya oleh Rasulullah saw. dengan sebutan
“Madinatul Munawwarah”.
Strategi
Nabi mempersaudarakan Muhajirin dan Anśar untuk mengikat setiap pengikut Islam
yang terdiri atas berbagai macam suku dan kabilah ke dalam suatu ikatan
masyarakat yang kuat, senasib, seperjuangan dengan semangat persaudaraan Islam.
Nabi Muhammad saw. dalam menciptakan
suasana agar nyaman dan tenteram di Kota Madinah, dibuatlah perjanjian dengan
kaum Yahudi. Dalam perjanjiannya ditetapkan dan diakui hak kemerdekaan tiap-tiap
golongan untuk memeluk dan menjalankan agamanya.
Isi perjanjian yang dibuat Nabi
Muhammad saw. dengan kaum Yahudi sebagai berikut.
a. Kaum
Yahudi hidup damai bersama-sama dengan kaum Muslimin.
b. Kedua
belah pihak bebas memeluk dan menjalankan agamanya masing-masing.
c. Kaum
muslimin dan kaum Yahudi wajib tolong-menolong dalam melawan siapa saja yang
memerangi mereka
d. orang
Yahudi memikul tanggung jawab belanja mereka sendiri dan sebaliknya kaum
muslimin juga memikul belanja mereka sendiri.
e. Kaum
Yahudi dan kaum muslimin wajib saling menasihat dan tolong-menolong dalam mengerjakan
kebajikan dan keutamaan.
f. Kota
Madinah adalah kota suci yang wajib dijaga dan dihormat oleh mereka yang
terikat dengan perjanjian itu.
g. Kalau
terjadi perselisihan di antara kaum Yahudi dan kaum muslimin yang dikhawatrkan
akan mengakibatkan hal-hal yang tdak diinginkan, urusan itu hendaklah
diserahkan kepada Allah Swt. dan Rasul-Nya.
h. Siapa
saja yang tnggal di dalam ataupun di luar Kota Madinah wajib dilindungi
keamanan dirinya kecuali orang zalim dan bersalah sebab Allah Swt. menjadi
pelindung bagi orang-orang yang baik dan berbakti.
2.
Membentuk
Masyarakat yang Berlandaskan Ajaran Islam
a. Kebebasan
beragama
Tujuan ajaran yang dibawa Nabi Muhammad saw. adalah memberikan
ketenangan kepada penganutnya dan memberikan jaminan kebebasan kepada kaum
Muslimin, Yahudi, dan Nasrani dalam menganut kepercayaan agama masing-masing.
b. Azan,
shalat, Zakat, dan Puasa
Ketka Nabi Muhammad saw. tiba di Madinah, bilal waktu shalat tiba,
orang-orang berkumpul bersama tanpa dipanggil. Lalu terpikir untuk menggunakan
terompet, seperti Yahudi, tetapi Nabi tidak menyukainya, lalu ada yang
mengusulkan menabuh genta, seperti Nasrani. Selanjutnya Nabi Muhammad saw. memerintahkan
kepada Abdullah bin Zaid bin Sa’labah untuk membacakan lapaẓ aẓan kepada Bilal
dan menyerukannya manakala waktu śhalat tiba karena Bilal memiliki suara yang
merdu. Sementara itu, puasa yang telah dilakukan berdasarkan syariat
sebelumnya, kini telah pula diwajibkan setiap bulan Ramadan. Demikian pula
halnya dengan zakat. Bahkan, setelah kekuasaan Islam berkembang ke seluruh
jazirah Arab, Nabi Muhammad saw. mengutus pasukannya ke negeri di luar Madinah
untuk memungut zakat.
C. Strategi Dakwah Nabi saw. di
Madinah
1.
Meletakkan
dasar-dasar kehidupan masyarakat
Dasar-dasar
kehidupan bermasyarakat yang dibangun Nabi adalah sepert berikut.
a. Membangun
masjid. Masjid yang dibangun Nabi Muhammad saw. tidak saja dijadikan sebagai
pusat kehidupan beragama (beribadah), tetapi sebagai tempat bermusyawarah,
tempat mempersatukan kaum muslimin agar memiliki jiwa yang kuat, dan berfungsi
sebagai pusat pemerintahan.
b. Membangun
ukhuwah Islamiyah. Dalam hal ini, Nabi Muhammad saw. mempersaudarakan Kaum
Anśar (Muslim Madinah) dengan Kaum Muhajirin (Muslim Mekah). Beliau
mempertemukan dan mengikat Kaum Anśar dan Muhajirin dalam satu hubungan
kekeluargaan dan kekerabatan.
c. Menjalin
persahabatan dengan pihak-pihak lain yang nonmuslim. Untuk menjaga stabilitas
di Madinah, Nabi Muhammad saw. menjalin persahabatan dengan orang-orang Yahudi
dan Arab yang masih menganut agama nenek moyangnya. Terbentuknya negara Madinah membuat Islam makin kuat. Pada sisi
lain, timbul kekhawatiran dan kecemasan yang amat tinggi di kalangan Quraisy
dan musuh-musuh Islam lainnya. Untuk itu, Nabi Muhammad saw. mengatur siasat
dan membentuk pasukan perang serta mengadakan perjanjian dengan berbagai kabilah
yang ada di sekitar Madinah.
Berikut diuraikan beberapa peperangan yang terjadi antara kaum
muslimin dengan musuh-musuh mereka.
1. Perang
BadarPerang
Badar merupakan peperangan yang pertama kali terjadi dalam
sejarah Islam. terjadi pada tanggal 8 Ramaḍan tahun ke-2 Hijrah dengan 305
orang pasukannya pasukan Quraisy berjumlah antara 900-1.000 orang. Dalam
peperangan ini, Nabi Muhammad saw. dan kaum muslimin berhasil memperoleh
kemenangan.
2. Perang
Uhud
Pada tahun ke-3 Hijrah, Quraisy berangkat ke Madinah dengan
membawa 3000 pasukan berunta, 200 pasukan berkuda, dan 700 orang di antara
mereka memakai baju besi. Pasukan ini dipimpin oleh Khalid bin Walid.
Kedatangan pasukan Quraisy ini disambut Nabi Muhammad saw. dengan sekitar 1.000
pasukan. Ketika pasukan Nabi Muhammad saw. melewat batas kota, Abdullah bin
Ubay menarik 300 pasukan yang terdiri atas orang Yahudi dan kembali ke Madinah.
Dengan pasukan yang masih tersisa 700 orang, Mula-mula pasukan berkuda Khalid
bin Walid gagal menembus dan menaklukkan pasukan pemanah Nabi. Pasukan Quraisy
kocar-kacir. Namun, kemenangan yang sudah di ambang pintu gagal diraih karena
pasukan Nabi Muhammad saw., termasuk pasukan pemanah, tergoda oleh harta
peninggalan musuh. Pasukan Khalid bin Walid berbalik menyerang, pasukan pemanah
dapat dilumpuhkan dan satu per satu pasukan Nabi berguguran di medan
pertempuran.
3. Perang
Ahzab/Khandaq
Bani Nadir yang menetap
di Khaibar berkomplot dengan musyrikin Quraisy untuk menyerang Madinah. Pasukan
gabungan mereka berkekuatan 24.000 pasukan. Pasukan ini berangkat ke Madinah
pada tahun ke-5 Hijrah. Atas usul Salman al-Farisi, umat Islam menggali Parit
untuk pertahanan. Pasukan musuh yang hendak masuk ke Madinah tertahan oleh
parit. Karena itu, mereka mengepung Madinah dengan membangun kemah-kemah di
luar parit. Pengepungan ini berlangsung selama satu bulan dan berakhir setelah
badai kencang menerpa dan memporak- porandakan kemah-kemah mereka.
4. Perang
Hunain
Meskipun Mekah telah ditaklukkan, tidak semua suku Arab
bersedia tunduk kepada Nabi Muhammad saw. Ada dua suku yang masih melakukan
perlawanan terhadap Nabi Muhammad saw., yaitu Bani Ṣaqif di Ṭaif dan Bani
Hawazin di antara Mekah dan Ṭaif. Kedua suku ini berkomplot melawan Nabi
Muhammad saw. dengan alasan menuntut balas atas berhala-berhala mereka (yang
ada di Ka’bah) yang dihancurkan oleh tentara Islam ketika penaklukan Mekah. Dengan
kekuatan 12.000 pasukan di bawah pimpinan Nabi Muhammad saw., tentara Islam
berangkat menuju Hunain. Dalam waktu singkat Nabi Muhammad saw. dan pasukannya
dapat menumpas pasukan musuh.
2.
Surat
Nabi Muhammad saw. kepada Para Raja
Genjatan
senjata antara Nabi Muhammad saw. dengan musyrikin Quraisy telah memberi
kesempatan kepada Nabi Muhammad saw. untuk melirik negeri-negeri lain sambil
memikirkan cara berdakwah ke sana. Salah satu cara yang ditempuh Nabi Muhammad
saw. adalah dengan berkirim surat kepada raja-raja, para penguasa negeri-negeri
tersebut. Di antara raja-raja yang dikirimi surat oleh Nabi Muhammad saw.
adalah raja Gassan, Mesir, Abisinia, Persia, dan Romawi. Tidak satu pun dari
raja-raja tersebut menyambut dan menerima ajakan Nabi Muhammad saw.
3.
Penaklukan
Mekah
Pada
tahun ke-6 Hijrah, ketka haji telah disyariatkan, Nabi Muhammad saw. dengan
1.000 orang kaum muslimin berangkat ke Mekah untuk melaksanakan ibadah haji.
Karena itu, Nabi Muhammad saw. beserta kaum muslimin berangkat dengan pakaian iḥram
dan tanpa senjata. Sebelum sampai di Mekah, tepatnya di Hudaibiyah, Nabi
Muhammad saw. dan kaum muslimin tertahan dan tidak boleh masuk ke Mekah. Sambil
menunggu izin untuk masuk ke Mekah, Nabi saw. dan kaum muslimin berkemah di
sana. Nabi Muhammad saw. dan kaum muslimin tidak mendapat izin memasuki Mekah
dan akhirnya dibuatlah Perjanjian Hudaibiyah. Perjanjian Hudaibiyah berisi lima
kesepakatan, yaitu
a. kaum
muslimin tidak boleh mengunjungi Ka’bah pada tahun ini dan ditangguhkan sampai
tahun depan,
b. lama
kunjungan dibatasi sampai tiga hari saja,
c. kaum
muslimin wajib mengembalikan orang-orang Mekah yang melarikan diri ke Madinah.
Sebaliknya, pihak Quraisy menolak untuk mengembalikan orang-orang Madinah yang
kembali ke Mekah,
d. selama
sepuluh tahun dilakukan genjatan senjata antara masyarakat Madinah dan Mekah,
dan
e. tiap
kabilah yang ingin masuk ke dalam persekutuan kuam Quraisy atau kaum muslimin,
bebas melakukannya tanpa mendapat rintangan.
Dengan adanya perjanjian ini,
harapan untuk mengambil alih Ka’bah dan menguasai Mekah kembali terbuka. Ada
dua faktor yang mendorong Nabi Muhammad saw. untuk menguasai Mekah. Pertama,
Mekah adalah pusat keagamaan bangsa Arab. Apabila Mekah dapat dikuasai, penyebaran
Islam ke seluruh Jazirah Arab akan dapat dilakukan. Kedua, orang-orang Quraisy
adalah orang-orang yang mempunyai kekuasaan dan pengaruh yang besar. Dengan
dikuasainya Mekah, kemungkinan besar orang-orang Quraisy, yang merupakan suku
Nabi Muhammad saw. sendiri, akan memeluk Islam. Dengan Islamnya orang-orang
Quraisy, Islam akan mendapat dukungan yang besar. Setahun kemudian, Nabi
Muhammad saw. bersama kaum muslimin melaksanakan ibadah haji sesuai dengan
perjanjian. Dalam kesempatan ini banyak penduduk Mekah yang masuk Islam karena
melihat kemajuan yang diperoleh oleh penduduk Madinah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Beberapa
faktor yang mendorong Rasulullah saw. hijrah ke Madinah antara lain Melarang
setiap perdagangan dan bisnis dengan pendukung Nabi Muhammad saw. Tidak seorang
pun berhak mengadakan ikatan perkawinan dengan orang muslim dan Melarang keras
bergaul dengan kaum muslim.
Substansi
Dakwah Nabi di Madinah Membina Persaudaraan antara Kaum Anśar dan Kaum
Muhajirin, dan Membentuk Masyarakat yang Berlandaskan Ajaran Islam
Strategi
Dakwah Nabi saw. di Madinah Membina Persaudaraan antara Kaum Anśar dan Kaum
Muhajirin, Nabi Muhammad saw. Mengirimi Surat kepada Para Raja, dan Penaklukan
Mekah
B. Saran
Apabilah
terdapat kesalahan dalam makalah ini mohon kritikan agar makalah ini dapat
bermanfaat untuk kita semua
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.teskerja.com/2014/09/baru-download-buku-sma-kelas-10.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar